Tidak
semua anak yang dilahirkan di dunia ini selalu mengalami perkembangan normal.
Banyak di antara mereka yang dalam perkembangannya mengalami hambatan,
kelambatan maupun terlalu mengalami kemajuan pada tahapan usianya. Kelompok
inilah yang kemudian dikenal sebagai anak berkebutuhan khusus atau anak luar
biasa.
Dalam
memahami anak berkebutuhan khusus atau anak luar biasa, biasanya orang-orang
menganggap anak-anak yang menderita kecacatan atau keterlambatan baik fisik
maupun mental. Anak berkebutuhan khusus disini bukan hanya seperti anggapan
kebanyakan orang, tetapi anak-anak yang memiliki tingkat intelektual yang luar
biasa, hyperaktive, maupun anak-anak yang mengalami kesulitan belajar
termasuk kategori anak berkebutuhan khusus. Oleh karena itu sangat diperlukan adanya pemahaman mengenai
jenis-jenis kebutuhannya dan cara pengajaran yang sesuai.
Karakteristik spesifik anak
berkebutuhan khusus pada umumnya berkaitan dengan tingkat perkembangan
fungsional. Karakteristik spesifik tersebut meliputi tingkat perkembangan
sensorik motorik, kognitif, kemampuan berbahasa, keterampilan diri, konsep
diri, kemampuan berinteraksi sosial, serta kreatifitasnya. Adanya perbedaan
karakteristik setiap peserta didik berkebutuhan khusus, akan memerlukan
kemampuan khusus guru. Guru dituntut memiliki kemampuan berkaitan dengan cara
mengombinasikan kemampuan dan bakat setiap anak dalam beberapa aspek.
Aspek-aspek tersebut meliputi kemampuan berpikir, melihat, mendengar,
berbicara, dan cara bersosialisasi.
Berbicara tentang bagaimana
pendidikan anak berkebutuhan khusus, sekarang ini sedang digencarkan mengenai
sekolah inklusif. Sekolah inklusif ini merupakan sekolah yang mengkoordinasi
dan mengintegrasikan siswa normal dan siswa berkebutuhan khusus dalam kelas
atau program yang sama. Namun dalam pelaksanaannya proses belajar mengajar
belum berjalan dengan baik. Hal ini terjadi karena beberapa faktor, seperti:
a. Cara pengajaran yang belum sesuai.
b. Siswa yang normal tidak mau bergabung dengan anak berkebutuhan khusus.
c. Anak berkebutuhan khusus mengganggu siswa lain.
d. Media dan alat peraga dalam membantu proses pembelajaran belum mampu mengakomodir semua kebutuhan siswa.
a. Cara pengajaran yang belum sesuai.
b. Siswa yang normal tidak mau bergabung dengan anak berkebutuhan khusus.
c. Anak berkebutuhan khusus mengganggu siswa lain.
d. Media dan alat peraga dalam membantu proses pembelajaran belum mampu mengakomodir semua kebutuhan siswa.
Berdasarkan permasalahan diatas, diperlukan
bantuan dari berbagai pihak untuk mengatasi masalah tersebut, khususnya dari
pihak guru selaku pengajar untuk mengefektifkan proses belajar mengajar. Untuk
mengefektifkan proses belajar mengajar, guru perlu mempunyai metode khusus
untuk membantu siswa baik siswa yang normal maupun siswa yang berkebutuhan
khusus agar berhasil dalam belajar di kelas.
Adapun metode pengajaran yang
efektif dalam sekolah inklusif adalah sebagai berikut
1.
Bicaralah dengan jelas
dan setting kelas yang sesuai
Berbicara dengan jelas akan
mempermudah proses penerimaan pesan. Begitupula dalam proses belajar mengajar.
Penjelasan guru yang jelas dan menghadap ke siswa akan membuat siswa
memperhatikan dan memahami apa yang disampaikannya.
Setting kelas yang sesuai juga akan
berpengaruh terhadap proses penerimaan pesan. Setting kelas harus disesuaikan
dengan pelajaran yang akan disampaikan. Gunakan seting kelompok jika kegiatan
pembelajaran membutuhan diskusi antar siswa. Pembelajaran juga dapat
berlangsung tanpa meja dan kursi, Hal ini akan membuat pembelajaran tidak
monoton dan mempermudah komunikasi antar siswa dengan guru maupun antar siswa.
2.
Gunakan strategi
pembelajaran yang efisien
Strategi pembelajaran yang efisien
ini adalah strategi pembelajaran yang mengakomodir semua kebutuhan siswa, baik
siswa yang normal maupun siswa yang berkebutuhan khusus. Oleh karena itu, guru
harus mengetahui kebutuhan masing-masing siswa, karena pastinya antara
kebutuhan siswa yang normal dengan siswa berkebutuhan khusus berbeda. Strategi pembelajaran yang dipilih juga harus
memenuhi prinsip PAIKEM yaitu Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efisien,
dan Menyenangkan.
3.
Pembelajaran berkelompok
Sesekali buat pembelajaran yang
memerlukan kerja sama diantara siswa. Pasangkan anak yang normal dan anak yang
berkebutuhan khusus dalam satu kelompok. Kegiatan ini diharapkan anak yang
normal dapat membantu anak berkebutuhan khusus dalam proses belajar sekaligus
merekatkan hubungan pertemanan diantara mereka. Selain itu, hal tersebut dapat mencegah
dan mengurangi perilaku intimidasi terhadap anak berkebutuhan khusus.
4.
Gunakan Media
Pembelajaran yang Sesuai
Setiap anak memiliki kemampuan dan
daya ingat yang berbeda-beda. Sebagian anak ada yang lebih memahami suatu
materi hanya dengan melihat (visual), mendengar (audiotory), maupun keduanya
(audio visual), dan ada pula yang harus melakukan (kinestetik). Hal tersebut
berkaitan dengan tipe belajar siswa.
Menurut De Petter dan Hearchi, tipe
belajar merupakan gaya belajar yang dimiliki oleh setiap individu yang
merupakan cara termudah dalam menyerap, mengatur, dan mengolah informasi. Oleh karena itu, sebelum memilih media yang
akan digunakan, guru sebaiknya memperhatikan bagaimana karakteristik dan tipe
belajar siswa. Pemilihan media pembelajaran yang sesuai dengan tipe belajar
siswa akan membantu siswa dalam memahami
materi yang diajarkan.
5.
Pemberian motivasi dan penghargaan
Anak-anak berkebutuhan khusus
biasanya cenderung rendah diri apabila dicampurkan dengan anak normal lainnya.
Hal tersebut akan berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Oleh karena
itu, pemberian motivasi dan penghargaan penting untuk meningkatkan rasa percaya
diri siswa. Sesering mungkin guru memberi semangat dan motivasi bahwa mereka
mampu seperti anak normal lainnya. Selain itu,
beri kesempatan siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Beri tanggapan yang positif dan pujian atas
usahanya akan membuat anak merasa dihargai dan rasa percaya diri anak akan
meningkat.